Gawat juga tayangan di MetroTV belakangan ini. Saban hari berbagai peristiwa diberitakannya. Berbagai topik dan wacana hangat di tengah masyarakat dibahas, dikupas dengan pedas, kritis dan tuntas. Tentu tak semuanya. Membuat cerdas banyak masayarakat. Membuat kritis para aktifis. Membuat buruk rupa negara. Mencabik-cabik citra birokrat dan penguasa.

Itu terbesit di kepala saya pagi tadi.

MetroTV adalah situs berita populer di negeri ini yang kerap mengkritik pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono. Hampir setiap hari.

Namun, hingga kini TV berita itu masih tetap hidup bahkan semakin populer. Membuat jutaan mata melihat laporan-laporannya, termasuk kritik pedas kepada SBY.

Kondisi ini mengingatkan saya pada pembungkaman berbagai media oleh rezim Orde Baru tempo doeloe, yang berujung dengan robohnya rezim otoriter itu. Kala itu penguasa Orde Baru begitu gatal dan lantas seenaknya membungkam seluruh sumber informasi yang tak berkenan di hati mereka.

Andai saja Pak Harto (alm), masih ada dan tetap berkuasa. MetroTV pasti mati.

Fenomena ini membuat kita insaf; nikmatnya demokrasi. Demokrasi membuat arus informasi dan kebebasan pers dijamin seluas-luasnya. Profesi para kuli tinta pun kian berharga. Karena sekarang informasi sudah seperti nasi. Menjadi kebutuhan pokok semua orang; setiap hari.

MetrotvTV membuat rakyat (khususnya orang kecil seperti saya) tersesat kejalan yang benar. Menjadi sidikit ngerti soal-soal di negeri ini. Menjadi berani berwacana dan tidak ragu dalam bersikap. Meski berita tak sepenuhnya netral, tapi perkembangan ini membahagiakan.

>>Saya mohon maaf karena posting ini seperti iklan. Tapi begitulah yang saya rasakan, entah bagaimana dengan Anda?

1 Komentar

  1. saya udah taruh link blog ini di blog saya.... mohon juga link blog saya segera terpasang di blog ini.... sama dengan anda, saya juga masih belajar dan terus belajar!

    oh iya kalo boleh saya ingin Anchor name blog saya adalah "Dasril Iteza", makasih!

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama