Memulai bisnis tak harus menunggu mapan. Jangan menunggu terlalu lama untuk memulai bisnis. Menunda-nunda bisa membuat rencana urung terlaksana. Segeralah bergerak.

Bisnis pertamaku hanya bermodalkan sebuah leptop asus dan modem cyrus. Itulah modal pertamaku kala memulai usaha.

Apa benar cuma itu?. Tidak juga. Namanya juga bisnis pasti butuh pendanaan.

Aku menggunakan hape pribadi sebagai telpon kantor. Meminjam alamat rumah teman untuk alamat kantor. Dan, menggaji diri sendiri dengan modal pinjaman dari orang tua sebesar 5-juta.

Pinjaman ini bukan sembarang pinjaman. Maklum keluargaku adalah keluarga sederhana.

Untuk mendapatkannya, orang tuaku harus membawa sertifikat tanah dan rumah mereka kemudian menggadaikannya ke bank sebagai jaminan.

Pinjaman tersebut harus aku cicil pelunasannya setiap bulan sebesar 350.000, selama 2 tahun (Syukurlah cicilan itu selesai). Uang pinjaman itu juga harus cukup untuk membayar gaji diri sendiri selama 6 bulan.

Meski setiap bulan aku juga harus membayar kontrakan sebesar 700.000 per bulan. Pada awalnya ibuku juga sempat ragu. Takut kalau anaknya tak mampu membayar cicilan pinjaman itu.

Sebetulnya ada banyak jalan untuk mendapatkan pendanaan. Jika bisnisnya tak terlalu besar, pendanaan sangat mungkin dicari dari keluarga atau orang-orang terdekat. Bisa juga dengan cara menjalin kerjasama dengan teman.

Bisnis adalah jalan hidup yang telah ku pilih dengan penuh kesadaran. Apalagi aku harus bertanggungjawab atas pinjaman dari orang tuaku.

Karena jika tidak, akibatnya sangat buruk. Aku sangat sadar dengan resioko tersebut. Itulah sebabnya aku memilih usaha yang sesuai dengan bidang yang sangat aku suka.

Berbekal sedikit saran dari seorang teman. Tanpa pikir panjang akupun memulai bisnis pertamaku. Modal utamanya adalah secuil pengetahuan tentang internet khususnya blog.

Pengetahun ini ku peroleh secara otodidak semasa kuliah dulu. Selebihnya, aku suka menulis. Itu saja.

Bisnis pertamaku adalah membangun sebuah media online yang fokus pada upaya peningkatan promosi pariwisata Bangka Belitung, dengan bahasa inggris sebagai bahasa utamanya.

Aku tidak sendirian. Seorang teman aku ajak sebagai partner. 

Hanya berjalan beberapa bulan, usaha ini gagal. Hubungan partner dan pertemanan kami jadi  kacau.

Ada banyak faktor yang menyebabkan kegagalan ini. Namun 2 faktor utamanya sederhana; aku tak mengusai bahasa inggris (belum mampu menggaji orang untuk translater), partner yang kurang tepat.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama