“.....golkar pantas disebut musang berbulu domba. (MI/8 Mei/2010)”


Pelan tapi pasti. Hingar bingar kasus bail out Century mulai sunyi. Agaknya, kasus ini hendak dimakamkan dalam “kamar belakang” panggung publik tanah air. Dugaan ini bukan tanpa sebab. Sang sineas; golkar -yang notabene motor kasus tersebut- ketiban roti. Jika sudah begini, bukan tidak mungkin, nasib skandal century akan sama dengan kasus-kasus lainnya. Dimakamkan dibawah meja arisan para politisi.

Kasus Century, -mengutip editorial Media Indonesia- sesuatu yang kelihatan begitu genting dalam keseluruhan proses. Bahkan sempat menebarkan kecemasan. Sayang, riuh-rentak dimuka, mendadak senyap sekejapan. Konon pangkalnya, seperti yang ramai diberitakan. Panglima partai beringin diplot sebagai ketua harian SEKBER partai koalisi, barisan pendukung pemerintah.

Sekedar mengingatkan, pembentukan Sekretariat Bersama (Sekber) koalisi sendiri awalnya -disinyalir- bentuk penyelamatan diri SBY dari jeratan hukum dan politik kasus century.

Penunjukan terhadap Ical sebagai ketua harian SEKBER koalisi memang rori yang lezat bagi Golkar. Karena dengan jabatan tersebut si dia bahkan dibolehkan memanggil para menteri. Ini adalah menjadi cikal-bakal baru, kekuatan parlemen dalam menjaga Stabilitis Pemerintahan Yudhoyono dan sekaligus menaikkan gengsi partai beringin.

Khusus untuk strategi genit si beringin tersebut, kita layak angkat topi. Sebagai taktik politik, langkah tersebut luar biasa cantiknya. Ya, politik memang harus cantik. Suka atau tidak, kita terpaksa mengamini seloroh Mattei Dagon (2003), sirkulasi elite pada akhirnya akan merujuk pada posisi piramidal kekuasaan. Karena, perjalanan demokratisasi memang selalu dibebani dengan sisa-sisa hasrat otoritarian para penguasa, tulis Terry Karl.

Namun, jika menengok kebelakang, strategi tersebut tidaklah istimewa. Kenapa demikian. Sejarah telah mencatat, track panjang si beringin tua memang tak bisa jauh dari ketek kekuasaan. Sejek didirikan pada 1964 silam, partai ini -kini jadi partai Golkar- memang selalu duduk manis dilingkaran birokrat istana. Dalam sebuah catatannya A. Umar Said berpandangan “Golkar adalah Orde Baru” (Paris, 18 November 2003).

Dengan asumsi tersebut berarti berigin tua telah berkuasa sekitar 32 tahun. Bayangkan, siapa yang tak latah, lebih dari tiga dekade menikmati manisnya hidup dalam lingkaran raja singa. Wajar saja kemudian, setelah 12 tahun reformasi pun, partai ini masih risih kalau harus berjauhan dari singgasana.

Simpulan nakalnya. Namanya kecanduan, apapun akan dilakukan. Tak terkecuali mencari muka, curi-curi perhatian publik, jual-beli kasus, tukar tambah posisi, sikut sana sini. Apa saja. Asalkan berkuasa. Dalam konteks ini, beringin tua (diamini atau tidak), menjadi benalu bagi rakyat.

Nhah, lenggak-lenggok si beringin dalam memotori kasus century -bisa jadi- tak lebih sebagai upayanya menaikkan daya tawar. Nada sumbang ini belakangan berhembus kencang. Bisik-bisik para para pengamat mensinyalir, bergulirnya century telah berhasil menaikkan nilai tawar Ical. Faktanya memang, pasca fonis politik menyatakan bail out century bermasalah, Sri Mulyani diungsikan dan petinggi golkar langsung dapat “mainan” baru.

"Saya sendiri berharap,semoga tulisan ini sedikit saja benarnya"

Download Artikel Ini

9 Komentar

  1. waduh, saya gak faham ma apa yang anda omongin, maklum GAPTIK (Gagap Politik)

    BalasHapus
  2. makin mantab aja bang.....klopun daun2 beringin telah di cukur,tapi klo akarnya g di cabut ku rasa ":?.'@!#&^%$)*# masih ada.....

    BalasHapus
  3. pak ical memang sulit "ditangkap"
    kebanyakan duit soalnya...

    BalasHapus
  4. banyk duit sih kayknya, satu soal. kesulitan utamanya ical mang ga' (blm)punya kesalahan dalam masalah hukum.pasti masnya nga' baca keseluruhan artikelnya.

    BalasHapus
  5. waduh politik beringin ane gak paham nie...hehe..

    BalasHapus
  6. ane gak ngeti politik brad.. :)

    BalasHapus
  7. politik di buku dijelaskan begitu simpel
    tapi mengapa pada prakteknya malah memusingkan yang melihat ya?:(

    BalasHapus
  8. yups begitulah politik;manis dimuka menyebalkan sebenarnya..

    BalasHapus
  9. ::: waduh?? politik??? ^-^

    ::: peacee.....

    ::: makasih udah nimbrung di blog ku ^-^

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama