Hari ini sejarah ditulis di kawasan DPRD Provinsi Yogyakarta. Sidang paripurna yang diselenggarakan secara terbuka oleh DPRD Yogya, disaksikan langsung oleh puluhan ribu rakyat Yogya. Sejak pagi hari ribuan orang spontan berbondong-bondong menuju komplek DPRD yang berada dikawasan Malioboro itu.

Aktiftitas ekonomi dikawsan ini pun berhenti total. Took-toko tutup. Pedagang kaki lima, tukang becak, tukang andong juga serentak menghentikan rutinitasnya. Mereka beramai-ramai mengawal sidang yang akan menentukan suara mereka.

Puluhan ribu rakyat yogya dari berbagai elemen tersebut ingin mengawal langsung sidang yang mengagendakan penentuan sikap DPRD Provinsi, terhadap mekanisme rekrutmen gubernur dan wakil gubernur Provinsi D.I Yogyakarta.



Kalau saya tidak keliru, aksi spontan rakyat Yogya ini merupakan bentuk perlawanan terhadap upaya pemernitah pusat yang berencana mengerdilkan keistimewaaan Yogya. Rakyat Yogya tak suka gubernur dan wakilnya dipilih melaui mekanisme pemilihan kepala daerah pada umumnya.


Beruntung aksi ini berakhir klimaks. Sidang terbuk DPRD D.I.Y, akhirnya memutuskan bahwa DPRD Yogya sebagai penyambung lidah masyaratat memutuskan jabatan gubernur dan wakil gubernur Provinsi D.I.Y harus dilakukan melalui ketetapan.

Keputusan itu diambil setelah mendengarkan padangan dari seluruh fraksi yang ada. Meski sebenarnya tak semua fraksi menyetujui keputusan itu.

Adalah frasi partai demokrat yang memberikan suara berbeda; yakni memutuskan untuk menunggu hasil UU yang sedang dikaji oleh pemerintah pusat, yang nantinya akan dibawa ke DPR RI. Keputusan fraksi partai demokrat ini kontan mendapat celaan dan kecaman dari massa aksi. Dalam orasinya massa aksi bahkan menuding partai demokrat sebagai penghiatan rakyat Yogya.

Hemat saya, sidang terbuka yang dilakukan DPRD Provinsi Yogya hari ini merupakan sejarah baru yang perlu dicatatan. Keputusan DPRD ini perlu medapat catatan khusus dari pemerintah pusat, khususnya mengenai suara dan keinginan hati rakyat Yogya. Bahkan catatan ini perlu dicetak tebal-tebal sebelum pemerintah membuat keputusan terakit RUUK DIY.

Bagi partai demokrat, gejoak rakyat Yogya pada hari ini, jelas membuat wilayah ini tak lagi bersahabat dengan mereka. Kecuali keputusan pemerintah pusat berserta seluruh perwakilan demokrat di Senayan menyatakan kesetujuannya terhadap suara rakyat Yogya pada hari ini.

Satu hal lagi, aksi spontan rakyat Yogya hari ini juga didudukung oleh berbagai elemen masyarakat dari berbagai daerah lain yang ada di Yogya.

Saya jadi semakin tak mengerti kenapa pemerintah suka sekali main-main dengan hal yang sudah tertata rapi, sedangkan pada saat bersamaan membiarkan masalah-masalah krusial yang nyata-nyata membutuhkan penyelesaian segera. Berbagai kasus korupsi misalnya.

>> Kenapa ya pemerintah senang sekali ‘berulah’?.

7 Komentar

  1. Pemerintah senang berulah karena emang kurang kerjaan. Hehe...
    Dibalik ini semua, kita harus mempelajari lebih dalam mengenai latar kenapa bisa jadi seperti ini. Denuzz yakin pasti ada yang menunggangi pemerintah mengenai kebijakan status istimewa jogja ini...


    Salam BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...

    BalasHapus
  2. Menurutku SBY punya draft RUUD DIY seperti itu karena waktu SBY ngantor di Yogyakarta kalah Pamor dengan Sultan HB X jadi SBY cemburu, secara psikologis SBY kan orangnya Pemarah.. banyak to dalam rapat SBY marah...ya yang menunggangi adalah Cemburuuu yang tak beralasan Wallohu a'lam

    BalasHapus
  3. bisa jadi tuh...
    saya sendiri kurang paham kenapa pemerintah sering berulah, padahal mereka sayang dengan CITRA

    BalasHapus
  4. tetep mengandalkan permutasi sel sperma sultan dan sel telur hemas. hemm, tp g apa2. yg paling sy g suka ya jelas sby dan ruhut. dua tukang onar yg bikin sy ikutan gregetan...

    BalasHapus
  5. Kenapa ya pemerintah senang sekali ‘berulah’? << Jawabannya 1 mas.. yaitu UUD = Ujung Ujungnya Duit :D

    BalasHapus
  6. ya gitulah mas pemerintahan kita saat ini, mencoba mengalihkan perkara lama ke perkara baru.. Gayus dan koruptor lain malah diusut tuntas, malah buat perkara masalah jogja.

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama