Sukses berinvestasi tidak ada hubungannya dengan IQ. Jika IQ Anda di atas 25. Jika IQ Anda biasa-biasa saja, yang Anda perlukan adalah watak untuk mengontrol emosi yang sering kali menjatuhkan orang-orang dalam berinvestasi.” Warren Buffett


Waktu terasa begitu cepat berlalu. Meski tak selalu mengharukan. Tidak jarang menyisakan penyesalan. Seperti hari itu (15 Juli 2015), meski bahagia bisa memulai investasi, namun di sisi lain saya juga merasa agak menyesal karena tidak belajar ilmu tentang keuangan, tentang investasi, tentang ilmu “DUIT” sejak 10 atau 20 tahun yang lalu.



Tapi begitulah hidup. Tuhan lebih tahu segala sesuatu-nya.

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman hidup, secara perlahan saya pun akhirnya akrab dengan dunia financial. Topik ini dulunya sangat tidak menarik buat saya. Tapi kini semuanya berbalik 180 derajat.

Bermula dari keinginan sederhana untuk merapikan dan menetapkan berbagai tujuan keuangan pribadi, saya menjadi keranjingan pada berbagai topik seputar keuangan dan invesstasi. Khsusnya seputar perencanaan keuangan pribadi.

Dari sanalah kemudian saya mulai akrab dengan istilah seperti, financial freedom, inflasi, financial planner, saham, reksadana dan sebagainya.

Nah, khusus untuk reksadana, instrument ini telah membuat saya jatuh hati. Dengan sedikit nekat dan tentangan dari orang-orang terdekat, kini produk keuangan itu telah eksis di kolom asset saya.

Belum besar memang. Tapi lega rasanya. Karena tanpa terasa sudah 1 tahun saya bertualang dengan produk tersebut.

Ya, 15 Juli 2015 menjadi pengalaman pertama bagi saya untuk memberanikan diri invest pada instrumen ini. Dan, sekarang tidak terasa sudah satu tahun berjalan. Lantas bagaimana hasilnya?.

Pada kesempatan pagi yang cerah ini, perkenankan saya berbagi pengalaman setelah 1 tahun berinvestasi pada produk reksadana. Bukan waktu yang cukup panjang memang. Jadi agak lucu kalau mau disebut evaluasi.

Anggap sajal ini semacam curhat, barangkali bermanfaat bagi siapa saja yang saat ini baru akan memulai atau tertarik berkenalan dengan reksadana.

Saya harap Anda yang sedang baca tulisan ini masih berumur di bawah 30 tahun. Syukur-syukur masih belasan tahun.

Reksadana dan Financial Freedom

Sedikit gambaran; dalam investasi reksadana ini kita ditawari untuk dibelikan sekumpulan saham perusahaan yang bagus dan atau surat berharga lainnya di pasar modal.

Kita sebagai investor diajak untuk menginvestasikan dana (minimal Rp.100.000) kepada pengelola reksadana (Manager Investasi) untuk dibelikan berbagai saham, dengan harapan harga saham itu terus naik tinggi di masa mendatang.

Baca juga : Bagaimana Memulai Investasi Reksadana

Jika berkaca pada performa-nya selama ini, investasi reksadana menurut saya merupakan salah satu pilihan yang sangat menarik.

Bagaimana tidak, beberapa produk reksadana terbaik di Indonesia mampu memberikan imbal hasil hingga 4 kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Jika kita percaya bahwa ke depan ekonomi negeri tercinta ini semakin bagus (gosipnya, 2030 bisa menjadi No 7 terbesar Dunia) maka melakukan investasi reksadana menjadi salah satu cara agar kita mampu meraih tujuan keuangan di masa mendatang dan sekaligus ikut kecipratan keuntungan dari kemajuan ekonomi Indonesia yang diprediksi bakal massif itu.

Setelah 1 tahun belajar dan invest pada produk reksadana, saya semakin percaya diri bahwa inilah salah satu jalan bagi siapa saja yang bermimpi mengecap kehidupan financial freedom.

Salah satu jalan agar duit kita yang masih recehan bisa tumbuh dan mampu mewujudkan berbagai tujuan keuangan kita di masa depan.

Meski baru 1 tahun memasukkan investasi reksadana dalam kolom asset pribadi, saya bermimpi bahwa financial freedom kelak akan mampu saya rengkuh.

Ya, financial freedom merupakan sebuah step kehidupan yang diimpikan oleh banyak orang, termasuk saya tentunya. Siapa sih yang tak mau hidup dengan hanya duduk manis di rumah idaman, sementara duit terus mengalir.

Menyenangkan bukan, saat kita tak perlu lagi bekerja sejak subuh hingga sunset menjelang, namun penghasilan yang melimpah tetap datang dengan lancar.

Inilah salah satu kondisi yang menjadi aspirasi bagi sebagian besar orang dan tidak terkecuali bagi saya sendiri untuk terus belajar tentang “Duit” sembari terus konsisten berinvestasi pada produk reksadana.

Sampeyan juga ingin toh, alih-alih kerja keras banting tulang kejar duit recehan tapi justru duit-lah yang bekerja keras untuk sampeyan.

Perjalan untuk mencapai kondisi tersebut tentu saja tidak mudah dan bahkan berliku. Menurut para ahli setidaknya setidaknya ada 5 tahapan untuk mencapainya ; mulai dari tahap pertama; Financial Deficit. Kemudian Financial Sufficient. Financial Saving, Financial Harvesting, hingga Financial FREEDOM itu sendiri.

Nah, setelah 1 tahun menjalankan investasi, saya menjadi semakain yakin bahwa salah satu strategi investasi paling mantap untuk meraih financial freedom itu adalah dengan berinvestasi di reksadana. Apalagi buat para pemula yang masih awam akan pasar modal.

Mengutip suhu saya, pengelola blog bisnis terbaik di Indonesia, “dalam 15-18 tahun terakhir, return produk reksadana sangatlah tinggi. Sejumlah produk reksadana terbaik yang tumbuh hingga 50 kali lipat (jadi kalau dulu sampeyan membeli reksadana itu sejumlah Rp 100 juta, uangmu sudah tumbuh jadi Rp 5 milyar).”

Jumlah yang lumayan kan?!.

Kini setelah 1 tahun berlalu, saya jadi ingat produk reksadana pertama yang saya beli kala itu. Saat itu saya baru coba-coba, hanya modal nekat dan masih sangat awam tentang produk ini. Pun begitu, hasilnya tidak mengecewakan.

Setelah belajar di sana-sini, sekarang saya sudah memegang 4 produk reksadana dari meneger investasi top Indonesia. Masing-masing produk reksadana itu saya pilih untuk berbagai tujuan keuangan berbeda-beda.

Begitulah pengalaman 1 tahun pertama saya berinvestasi reksadana.

Hasilnya…., saya semakin mantap dengan instrument investasi yang satu ini. Meski masih sering dipertanyakan dan diremehkan orang-orang terdekat, saya tetap yakin dengan pilihan saya pada produk ini.

Oh ya, bila tertarik belajar lebih mendalam tentang investasi reksadana, perencanaan keuangan dan financial freedom silahkan ikuti kursus online di Edubisnis, KLIK DISINI.

Jangan tunda, mulailah dari sekarang. Jangan sampai telat memulai seperti saya dulu.

Update 2022 : Saya hanya memegang reksadana sekitar 2 tahun, sejak 2016 penulis sepenuhnya beralih ke saham.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama