Beberapa waktu yang lalu (sudah agak lama sih) saya menemukan sebuah buku bagus : ‘Untuk Indonesia yang Kuat : 100 Langkah untuk Tidak Miskin’. Buku itu ditulis oleh financial independent planner top Indonesia, Ligwina Hananto.

Dari buku bagus itu saya semakin yakin betapa pentingnya kesadaran finansial.

Bagian yang paling menarik dari buku itu saya kira adalah ketika penulisnya menyisipkan daftar cheklis tentang 100 Langkah untuk Tidak Miskin. 100 langkah ini dimulai dari yang paling basic, terus meningkat hingga langkah ke 100 (dimana financial freedom, telah tercapai).

Nah, financial freedom itu adalah tahapan puncak dalam tujuan keuangan. Sebuah kondisi idaman yang kini menjadi aspirasi banyak orang (mungkin anda juga). Tidak peduli meski perjalanan untuk meraih impian puncak itu sudah hampir pasti sangat terjal dan berliku.

Kabar baiknya, menurut para pakar, dengan memiliki mindset positif dan keteguhan hati, sesungguhnya siapapun bisa menggapai tahapan tersebut. Meskipun begitu ada beberapa tahapan yang tidak mudah untuk sampai pada tahap impian itu.

Salah satu proses yang harus ditempuh untuk meraih financial freedom dan konon telah dilakukan oleh hampir semua miliyarder dunia adalah dengan berinvestasi. Kenapa investasi?

Karena mereka sadar, menabung saja (apalagi hanya di bank) tidak pernah cukup. Alih-alh bertambah, dengan menabung di bank nilai asset yang kita simpan sebetulnya malah semakin tergerus (baca: inflasi)

Ya begitulah kenyataannya. 

Tanpa investasi, kita bahkan tak akan mampu melindungi apalagi mempercepat pertumbuhan asset yang kita miliki. Hanya dengan berinvestasi sajalah kita bisa membuat uang mau tumbuh dan bekerja untuk kita. Bukannya kita yang terus-terusan mengejar-ngejar uang (recehan lagi :D).

Nah, untuk memulai investasi, syaratnya ya harus punya modal.
Tapi saya yakin yang baca tulisan ini sudah punya tabungan untuk di-invest. Karena sebelum artikel ini muncul, kita sudah membahas berbagai tips dan cara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau belum baca, coba diubek-ubek lagi isi blog ini ya..

Oky, kalau sudah punya modal terus investasi nya kemana ?
Pertanyaan yang cerdas. Beberapa alternatif pilihan investasi yang layak dipertimbangkan karena sudah terbukti sangat maknyuss dari waktu ke waktu adalah; waralaba, property, logam mulia/emas, reksadana dan saham.

Belajar Investasi Saham
Saya yakin beberapa istrumen investasi di atas sudah sangat familiar bagi anda. Jadi pada kesempatan ini saya ingin berbagai tentang investasi yang rada “menakutkan” yaitu saham.

Oh ya, untuk investasi pada produk reksadana silahkan buka arsip blog ini. Saya pernah share mengenai instrument reksadana ini beberapa kali. Termasuk pengalaman pribadi.

Oky lanjut…

Kenapa harus investasi di saham?.
Bukankah investasi saham di bursa itu seperti judi, menakutkan, dan butuh keahlian serta pengetahuan tingkat tinggi?!.

Yah, memang ada cerita menyeramkan tentang pengalaman segerintil orang yang gagal dalam investasi saham. Tapi faktanya, saham merupakan salah satu instrument investasi paling maknyuss. Bahkan imbal hasil investasi dipasar modal di Indonesia termasuk salah satu yang terbaik di Dunia. Sekali lagi, di dunia.

Masih nggak percaya…. ?!

“Menjadi investor saham itu begitu nikmat dan mengasyikkan. Seorang investor saham itu bisa kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.

Setiap hari, saya cukup duduk di taman di rumah saya dan melakukan 3 hal yang saya sebut sebagai RTI, yaitu reading, thinking, dan investing. Saya membaca 4 koran yang datang ke rumah saya setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal. Saya tidak perlu berjuang dengan kemacetan setiap hari.

Saya juga sudah merasakan tinggal di 5 benua. Saya gunakan sedikit uang yang saya dapatkan dari investasi di Bursa Efek Indonesia untuk berkeliling dunia. Setidaknya 2 kali dalam setahun saya bepergian ke luar negeri.

Jika saya ingin berjalan-jalan atau merasakan tinggal di negara lain, misalnya di New York atau London, saya tinggal pergi ke sana dan tinggal beberapa lama di sana. Kadang saya tinggal di negara lain selama 2 minggu – 1 bulan. Biasanya saya bepergian bersama istri dan anak-anak saya. Di sana kami tinggal di hotel saja, lalu jalan-jalan. Saya orang yang bebas, tidak punya bos dan tidak punya karyawan.”

Itulah penuturan dari seorang investor individu kawakan di Indonesia. Bapak Loe Keng Hong yang dimuat majalah Swa beberapa waktu lalu.

Nama beliau mungkin masih asing bagi sebagian orang. Namun bagi kalangan pelaku pasar modal, kisah sukses beliau sebagai investor sejati telah menginspirasi banyak orang. Tak terkecuali saya sendiri.

Beliau sukses meraih kebebasan finansial dari hasil investasi saham yang dilakukannya sejak usia 30-an. Sekarang beliau telah menikmati buah dari investasi saham yang dilakukannya sejam puluhan tahun silam itu.

Loe Keng Hong mulai berinvestasi di saham sejak usia beliau menyentuh kepala 3. Kurang lebih sama seperti saat saya memulainya sekarang ini. Hehehe

So, tertarik untuk meraih kebesan finansial?. Yuk belajar investasi saham di pasar modal Indonesia?.

“Bursa saham itu merupakan harta karun yang paling nyata di dunia ini. Bentuknya real. Terbuka untuk siapa saja” begitu kata seorang investor kawakan.

Posting ini merupakan pengantar perdana yang menandai ketertarikan baru saya dalam bidang keuangan dan investasi.
Jadi, mulai sekarang blog ini semakn sesak oleh beragam topik seputar investasi dan keuangan.

Kebetulan, sekarang saya juga mulai berani mengaku sebagai seorang investor.

Sekedar catatn, sebelum membuat posting ini, saya telah berkecimpung dalam dunia investasi khususnya pasar modal. Sejarah investasi dimulai dari reksadana dan kemudian sekarang ke instrumen saham.

Semoga kedepan seiring bertambahnya pengetahuan dan pengalaman saya dalam investasi (khususnya di saham), saya bisa share lebih banyak lagi mengenai topik menarik ini. Amiin

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama