Memberikan Layanan Lebih Untuk Pelanggan

 

Bisnis yang sukses itu biasanya adalah bisnis yang bisa memberikan layanan lebih untuk pelanggan. Bisnis yang memberikan perhatian serta manfaat besar untuk pelanggan.

Alih-alih fokus mengeruk profit sebesar-besarnya, bisnis sukses justru fokus menjaga loyalitas dan kepastian layanan pada pelanggan.

Itu teorinya.

Lah, kalau saya bisnis tour organizer, bisnis tour and travel, bagaimana cara mengimplementasikan teori tersebut dilapangan?.

Layanan lebih seperti apa yang bisa diberikan untuk membantu pelanggan saya?.

Kalau sekedar jawaban standard, saya sih bisa menuliskannya disini dengan mudah. Tapi bagaimana prakteknya dilapangan?. Apa team saya bisa menerapkan standard layanan yang saya tetapkan untuk pelanggan kami?.

Duh, pertanyaannya gaya amat sih bos. Bikin ngantuk aja. Hehe

Tenang saja, jawabannya simple kok. Intinya saya mau cerita aja...

Setelah hampir 7 tahun (2011 - 2017) menjalankan bisnis tour and travel di Bangka Belitung, menghadapi dan melayani ribuan pelanggan, saya masih terus berupaya dari waktu ke waktu semaksimal mungkin untuk memberikan layanan berkualitas dan lebih dari ekspektasi pelanggan.

Khusus untuk group tour dari corporate/instansi beginilah cara kami memberikan layanan di lapangan. Sekali lagi ini cerita real-nya...

Bulan agustus 2017 menjadi pengalaman dan prestasi tersendiri bagi bisnis travel saya. Di bulan ini kami sukses menggaet lebih dari 500 orang klien baik dari kalangan corporate group dan single traveller.

Itu hanya dari pengguna layanan paket wisata Bangka dan paket wisata Belitung, dan corporate outing saja.

Kalau ditambahkan dengan pelanggan yang menikmati jasa rental mobil Bangka dan jasa sewa mobil Belitung mungkin jumlah wisatawan yang kami layani sekitar 1000-an orang hanya untuk bulan Agustus 2017 saja.

Nah, Khusus untuk group, pengalaman paling mengesankan terjadi pada pertengahan minggu kemarin. Saat itu kami dipercaya untuk membantu melayani rombongan dari jajaran pemerinta daerah kota Bogor.

Rombongan ini terdiri dari Bapak walikota Bogor dan jajarannya, serta Pak camat beserta kapala desa se kota Bogor. Jumlahnya 100an orang lebih. Berhubung yang akan saya tangani adalah pejabat, awalnya agak sedikit deg-degan juga.

Bukan lantaran belum pernah handling pejabat. Tapi walikota Bogor ini adalah salah satu dari sedikit pejabat di negeri ini yang saya kagumi.

Sejak beberapa pekan sebelum rombongan tiba di pulau Bangka, saya sudah sibuk menyiapkan team, mencari resto terbaik, menyiapkan armada, menyiapkan 2 hotel beserta kebutuhan lain yang memang sudah kami sepakati bersama.

Sekarang pertanyaannya, layanan LEBIH apa yang kami berikan agar terasa lebih di banding yang rombongan ini bayangkan. Sebetulnya ini urusan dapur perusahaan kami. Jadi saya mau cerita sedikit saja bagaimana kami melayani rombongan besar dan bagaimana kesan jujur klien terhadap layanan kami.

Pertama, selururuh armada mulai dari bus pariwisata hingga armada kecil bahkan untuk kebutuhan tak terduga sudah kami siapkan dengan matang.

Kedua, semua hotel beserta nama peserta untuk susunan penempatan kamar juga sudah disipakan dengan matang. Jadi ketika peserta ingin chekin di hotel tidak perlu lagi antri dan rebutan kunci kamar hotel. Bukan hanya itu, kami juga menyiapkan kamar khusus di 2 hotel berbeda untuk berjaga-jaga.

Ketiga, kami menyiapkan restorant dan memesan makananan yang berlebih. Memperhatikan setiap menu dan tetap memantau kondisi terkini setiap kali rombongan bersantap di restoran. Di restoran kami juga menyiapkan musik serta penyanyi yang kami datangkan sendiri untuk menghangatkan suasana saat klien sedang bersantap.

Keempat. Ah, yang lainnya anda akan tau sendiri nanti kalau sudah buka bisnis tour and travel dan mulai kebanjiran pelanggan.

Saya sendiri belajar dari pengalaman dan praktek langsung dilapangan sejak 2011 silam. Bukan dari bangku kuliah dikampus pariwisata manapun.

Meski begitu, hingga kini saya masih terus belajar dan berupaya semaksimal mungkin untuk selalu memberikan layanan lebih pada pelanggan bisnis travel kami.